Jumat, 09 Maret 2012

Surek dari sabarang..

Surek dari sabarang ( Si Upiak baraja bahaso indonesia )

*CoPas dr milis tetangga...*
Namun menggelitik..

Selamat membaca..
Rumah Gadang Minangkabau
ASS…………wr….br.……………………………….

Dengan hormat,

Kepada lakinda yang tercinta di perantauan………………………!

Bersama surat ini bininda sampaikan bahwasanya kami sekeluarga bersama anak anak kita ada dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa dan begitu pulalah hendaknya lakinda di pulau jawa sini amiiiiiin….YBA

.

Lakinda yang jauh dimata dekat dihati………………………………..!

Didalam surat ini ada yang hendak bininda sampaikan yang terkilan kilan dihati tersuat-suat dimata beberapa hari ini..

Yang pertama mengenai anak kita si ujang yang hampir setiap hari merengek terus membuat sempit kalang bininda, dikarenakan si ujang belum punya serawa seperti teman temannya yang lain sementara hari raya sudah semakin dekat juga…kemudian anak kita si gadih juga begitu, insyallah tahun dimuka sudah mau masuk Tsanawiyah di pakan kemis tetapi sampai sekarang juga belum punya baju kurung dan kerudung, sedangkan telakung saja kami ciat berdua saja selama ini..

Kemudian yang sangat merumuk di hati bininda ketika melihat hasil sawah kita yang di subarang parit, binida tercengang sekali melihat padi kita tandas di lalah mancit..begitu juga sawah kita yang di kubu kerambil luluh lantak sama jawi mak pado…sehingga waktu musim menyabit kemarin hasilnya sangat jauh dari yang bininda harapkan.

Waktu tahun lalu semasa dipagang mak malin, hasilnya sampai sepuluh sumpit lebih se sukat, tetapi kini hanya boleh dihitung gentang saja..benar benar berlantas angan mancit sama kita..

Kemudian seterusnya yang lebih mencengangkan lagi.parak lada kita yang di puhun lansano juga habis sama pianggang sehingga hasilnya merangas semua..begitu juga parak pisang yang di ujung lurah , semuanya juga dilantuang burung berabah dan kulik lawar.. benar benar malang pertahunan kita musim ini….tidak ada lagi yang bisa diharapkan, kalau lakinda mencalik waktu mau menyabit di musim menggaro benar benar sebesar dangau burung pipit dan tidak cukup disitu saja, datang lagi angin limbubu yang meluluh lantakkan semuanya.

Sekiranya lakinda mencalik pohon cubadak kita yang di atas dangau parak enau dulu mungkin tidak ketuan yang akan disebut, karena dulu buahnya begitu bergeduyun dan masak masak semua…….

Tetapi sekarang boleh dihitung sama jari saja dan itu juga banyak yang jadi kelakai dan kalau ada yang besar, itu juga pada sudah pada cempong oleh tupai, sama benar nasib kita seperti nasib mak palimo, yang mana sewaktu mau kesawah dilihat benihnya di persumayan sudah tandeh di kakas ayam, sampai sampai itikpun berketincak disana..

Banyak orang yang teraung dikampung, dikarenakan tanaman tidak ada yang jadi, entah kutuk apa namanya ini, kalau musim panas benar benar kelimpasingan semuanya, sedangkan kalau musim hujan semua pada mencerutu kedinginan.



Lakinda yang jauh di jawa……………………………………………………………..!

Bininda benar benar tidak bisa lagi bersalang tenggang di kampung karena hutang sudah sebalit pinggang, apalagi yang harus bininda kerjakan untuk mencari uang, kemarin ini bininda ikut jula jula sama teman teman se pengajian dan bininda sudah mendapat tetapi sekarang sudah tandas semua untuk pembeli lada dan garam.

Kemana lagi bininda akan mengadu.? Mau mengadu sama tan Kari , bininda calik hidupnya merasai pula, baitu pula tan pono sama sama di arak untung perasaiyan, usahlagi untuk belanja ke pakan , sedangkan untuk memasak saja sudah tidak ada kayu yang akan disurungkan ketungku. mau beli minyak tanah saja, harganya sudah semahal tuba dan kalau begini terus alamat akan kurus kering saja kami jadinya, seperti kerakap tumbuh dibatu, hidup segan mati tak amuh tantu akan kajang saja kami beranak pinak jadinya.

Bininda tau dan maklum sekali keadaan lakinda di jawa sini, yang katanya acapkali di buru buru pak kamtib, karena lakinda menggalas dan berjualan di muka orang, sewaktu bininda menonton tv dirumah mak pado, bininda mencalik sekali bagaimana pak kamtib itu melacut dan melambut orang yang menggalas, serupa melacut banting saja.

Benar benar tidak dihingga sedikit juga..bahkan ada juga yang di tumbuk dan di lokok se amuh amuhnya, baitu juga waktu bininda melihat pak kamtib merazia peminta sedekah di tepi jalan, ada yang di irik irik sampai terkencing kencing di serawa sedangkan yang anak anaknya meraung raung dan mengaih ngaih sampai terpacur cirik biar tidak di angkut, tapi tetap juga di irik iriknya seperti me irik kambing ke air saja.

Itu yang selalu tampak tampak di mata bininda, kalau kalau lakinda kena seperti itu pula..

Lakinda yang jauh dimata dekat dihati..........................................!

Dimalam yang hening dan lengang ini, bininda selalu berdoa pada Tuhan, semoga lakinda lepas dari marabahaya, dan selalu diteguhkan imanya, dan tidak tergaduh dan tergoda dengan perbuatan syetan syetan itu. Semoga lakinda tabah dan kuat.

Kalau bininda baca di surat kabar, banyak benar peristiwa yang sangat menyakitkan kita sebagai orang kecil. bagaimana bapak bapak awak yang diatas sana merajalela menciluk uang Negara kita, seperti menciluk buah rambutan diparak saja, malahan ada yang menggadaikan pulau juga.

Tetapi yang agak tercengang bininda, kok ada orang sampai masuk kandang situmbin hanya disebabkan main suap suapan saja. kalu begitu bininda jadi takut takut menyuapi si ujang. nanti bininda dikadukan orang pula ke atas sana.

Binida tidak habis pikir....mengapa si Enji (ANGGIE) itu ditangkap pula begitu juga si Rosa , hanya karena main suap suapan sama si Nazar...itukan keterlaluan......

Sekarang bininda benar benar menjadi ketakutan mau berbuat apa2...takut menyalahi aturan undang undang pula nantinya.

Lakinda yang selalu bininda harap harapkan……………………

Sebelumnya bininda mintak maaf karena ada yang hendak bininda tanyakan, yaitu tentang pergunjingan orang orang dikampung yang katanya lakinda sudah kawin dengan orang sekampung di jawa sini, benar benar terkejut binida mendengar, lakida kuat mengawini orang sekampung…masyaallah, katanya lakinda sudah ber doan doan kemari pai…denga orang sekampung itu.

Sewaktu bininda tanyakan sama mamak Yanto Jambak waktu beliau pulang dulu…beliau memang membisikkan pada binida kalau Ajo itu memang sudah kawin dengan orang sekampung dan beliau berpesan jangan disampaikan pula kalau beliau yang mengatakan…..

Kalau memang iya, berarti lakinda sudah mengicuh bininda habis habisan selama ini..lakinda tidak tau bagaimana malunya bininda di gunjiangkan orang sepanjang labuh.. apalagi waktu perhelatan si ros anak mak datuk melenggang kepatang. habis bininda di cimeehkan orang.

Tidak tantu yang akan bininda sebut lagi.muncung orang benar benar tidak bisa dihambat. semuanya berlantas angan sementang mentang bininda jadi orang bansat.

Benar benar tidak kuat binida menghadapi cerita dan perkataan orang orang sekeliling.

Bininda benar benar meremas perut dan menggerumas jantung selama ini. tidak kuat lagi rasanya bininda untuk hidup, kalau tidak menenggang si ujang dan si gadih anak kita, amuh rasanya binida minum enderin biarlah bininda mati berkalang tanah daripada hidup berputih mata.

Bininda tidak dapat membayangkan bagamana lakinda berpagut pagut bergoncengan Honda dengan sempalah orangtu.

Lakinda yang sangat bininda cintai……………………………………

Mengapa lakinda melupakan bininda begitu saja……..??

Apa lakinda tidak mengana masa masa kita berpacaran dulu??

Waktu kita masih ber intaian, bagamana lakinda merayu dan mengatakan kalau bininda satu satunya orang yang paling lakinda cintai..

Sekarang binida serahkan semuanya kepada lakida…………..yang jelas cinta laki da tak se manis yang dulu lagi…………..?? kalau semua gunjingan itu benar, maka mungkin ini adalah surat penghabisan dari binida….jangan lagi lakida me ingat ingat kami dikampung, biarlah kami dengan untungnya….dan tolong kirimkan saja surat talak serumpun betung biar lakida puas…dan biar tidak bisa rujuk lagi…tidak perlu lakida bersilat lidah dan menyanggah perkataan binida ini…ternyata lakida benar benar mata keranjang selama ini…pantang melihat kanying yang tercelak…..

Hanya ini saja yang dapat binida sampaikan pada surat terkhir ini. Seterusnya terserah lakida saja..karena lakida juga yang akan berdosa..

Terakhir…………….

Empat kali empat enam belas

Sempat tidak sempat harap balas



Kunyit bahu daun langkuas

Kerambil dipangur jua

Sakit hatiku bagai di remas

Mendengar lakida telah mendua.



Tidak disangka si rigo rigo

Pipit sinandung makan padi

Tidak disangka seperti iko

Lakida tercinta meracun hati.



Wassalam……………………………..binida di bilik kesunyian.



NB.

Kalau tergerak hati lakida membalas surat binida ini, tolong saja dikirimkan sama mak Yanto Jambak yg diradio Pusako Minang itu. Karena menurut kabar kabar angin beliau akan pulang membawa oto prah di hari menjelang puasa nanti..

MEMBER OF

angel
angel
angel
angel
angel
angel

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More